Senin, 12 Januari 2015

LARON....


ADA pemandangan menarik yang bisa disimak dari perilaku serangga yang bernama laron. Sebuah perilaku aneh terjadi ketika laron menemukan cahaya. Secara massal, ribuan laron berbondong-bondong terbang menuju lampu panas. Mereka berebut menabraknya. Dan “Tak!” Laron-laron itu pun mati bergiliran.
Sulit mencari penjelasan kenapa laron senekat itu. Dan itu terus berulang dari generasi ke generasi. Tanpa sedikit pun mengambil pelajaran dari pengalaman generasi sebelumnya. Padahal, naluri makhluk hidup selalu menginginkan kehidupan bertahan selamanya. Apa laron tidak suka kehidupan. Mustahil.
Justru, pelajaran laron bisa berharga buat manusia. Sepertinya, wallahu a’lam, Allah swt. mengajarkan manusia untuk berpikir lewat perilaku laron. Jangan seperti laron, karena itu bisa membahayakan.
Serangkaian perilaku itu antara lain. Laron salah menafsirkan: dari dunia gelap ke dunia terang. Suasana gelap dalam rongga-rongga kayu yang selama ini mengungkung, menumbuhkan euforia dahsyat tentang terang. Terang menjadi sangat sangat menarik. Tanpa mengkaji sedikit pun tentang terang, mereka terus berkerumun di tengah terang yang secara kebetulan mereka temukan. Dan demi terang itu, mereka kemudian mati.
Sepertinya, laron juga kurang kritis tentang nilai mayoritas. Kalau banyak yang menuju huruf A; maka A menjadi benar, dan menjadi pilihan terbaik. Padahal, tidak semua yang kebanyakan itu benar. Dan sebaliknya, tidak semua yang sedikit itu salah. Nilai benar salah, baik buruk tidak berbanding lurus dengan banyak sedikit.
Dan terakhir, laron kurang membuka mata kalau aktivitas hidup bukan terkungkung pada dua garis besar: gelap terang. Hitam putih. Karena Allah melengkapi hidup ini dengan keindahan seribu satu warna. Tapi, jadikan putih tetap sebagai dasar semua warna. Dan memang kenyataannya, semua warna itu jika bergabung akan menghasilkan putih. [m nuh/islampos]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar